Alhamdulillah, segala
puji bagi Allah, Tuhan yang selalu memeluk erat jiwa-jiwa hamba-Nya. Ingin
tetap ku senandungkan rasa syukur atas segala rasa ini. Ya, ini soal rasa yang
sejatinya tak begitu mampu aku tuliskan secara sempurna. Ia melebur menjadi
satu kesatuan yang tak terdefinisikan. Sedih, bahagia, dan haru hampir tak bisa
ku bedakan. Allah memang Maha membolak-balikkan hati hamba-Nya. Awal Juni 2014
lalu, aku seolah melakukan selebrasi dengan diriku sendiri. Terbiasa terjaga
hingga larut malam, maka aku menyaksikan detik-detik pergantian akhir Mei ke
awal Juni. Allahu Akbar, aku menyambut dengan mata berbinar datangnya bulan
Juni ini.
Ada apa sebenarnya
dengan bulan Juni? Entah mengapa saat itu aku merasa bahwa Juni akan menjadi
bulan yang menyimpan banyak kejutan dan anugerah. Juni 20 tahun silam, aku
terlahir dari rahim seorang wanita tangguh. 1 Ramadhan 1435 H pun tiba di bulan
ini. Belum lagi kabar lain yang sangat aku harapkan kedatangannya, yaitu
pengumuman dari AIESEC Ateneo de Manila University terkait keikutsertaanku
dalam Global Community Development Program 2014.
Awal Juni hingga pertengahan,
belum aku jumpai sesuatu yang berbeda. Hari-hariku berjalan seperti biasa dan
sebagaimana mestinya. Aku berusaha membagi waktuku dengan baik, meski harus aku
katakan bahwa time management-ku
masih sangat jauh dari kata rapi. Antara kewajiban belajar di kampus,
organisasi, dan rutinitas les di asrama berusaha ku atur sedemikian rupa agar seimbang.
13 Juni 2014
Malam itu aku tengah
mengikuti les malam Bahasa Inggris seperti biasa di Asrama Latanza. Karena aku
akan mempresentasikan suatu produk, maka laptop aku bawa ke kelas. Di sela-sela
les, aku lihat ada email masuk ke inbox, dan yeayy alhamdulillah email itu datang dari AIESEC AdMU The
Philippines. Seseorang yang bernama Clarence Carpio menyatakan bahwa aku
diterima menjadi salah satu trainee
internasional mereka. Aku benar-benar bahagia, setelah melewati beberapa
prosedur termasuk sesi wawancara, akhirnya aku memperoleh negara destinasi
juga. Teman-teman yang mengetahui dari awal ceritaku turut merasa bahagia atas
kabar ini. Esoknya aku tersenyum-senyum sendiri membayangkan mimpi aku ke luar
negeri semakin ada angin segar.
Email dari Clarence Carpio |
15 Juni 2014
Di hari itu ada kejutan
yang paling mengejutkan di antara kejutan-kejutan pernah aku dapatkan, hingga aku menyimpulkan tanggal ini adalah puncak dari segala kejutan yang ada. Kejutan
itu datang langsung dari Allah. Bapak meninggal dunia. Isak tangis dan derai
air mata tak mampu kami bendung lagi. Langit pun menangis kala itu, rintik
hujan terasa menghentak-hentak hingga menghunjam jantung ini. Dada rasanya tak
perah sesesak itu. Betapa kepergiannya membuat kami nyaris tak percaya atas
suratan takdir-Nya. Kepergiannya kami rasa cukup mendadak, namun tidak ada yang
tidak mungkin bagi Allah. Alhamdulillah, tak lama kemudian kami bisa ikhlas.
Pada akhirnya kami harus sadar akan hakikat kehidupan ini. Semoga Allah
senantiasa menerima segala amal ibadah bapak dan menguatkan pundak-pundak kami.
Telepon sekaligus perbincangan terakhir antara aku dan bapak |
27 Juni 2014
Alhamdulillah, di
tanggal ini aku genap berusia 20 tahun, usia yang tak lagi muda. Di usia ini,
seseorang mengalami fase pergantian dari masa remaja ke dewasa. Dilihat dari
angka, aku memang sudah memasuki tahap kematangan usia. Namun kenyataannya
justru berbanding terbalik. Aku masih kekanak-kanakan dan merasa belum
menghasilkan apa-apa atau melakukan ‘sesuatu’. Ya Allah, ampunilah segala
kekhilafan hamba-Mu ini dan beri hamba kesempatan untuk selalu memperbaiki
diri.
Luar biasa, dua kata
yang sesuai untuk menginterpretasikan tanggal ini. Di satu sisi, momentum hari
lahir memang menjadi bahan muhasabah diri. Di sisi lain aku sangat terharu mendapat kejutan beberapa kali dari teman-teman. Tengah malam pukul
00.03 tanggal 27 Juni 2014, aku menerima sebuah BBM dari Diah, teman semasa di asrama
putri. Dia mengirimkan pesan gambar lucu sebagai bentuk ucapan ‘Selamat Ulang
Tahun’. Tak lama kemudian pesan gambar yang lain pun masuk dari Ayu, seorang
teman di LDK. Sangat mengharukan ketika teman-teman mengingat hari lahir kita
dan melantunkan sajak doa di menit-menit awal pergantian hari.
Persembahan dari Uni Diah |
Siangnya seusai melaksanakan
UAS, sebuah kue sengaja dipersembahkan untukku dari teman-teman kelas. Ini kali
pertama aku bisa merayakan hari ulang tahun di kelas. Sebelumnya, setiap
tanggal 27 Juni selalu saja bertepatan dengan masa liburan panjang. Kue itu
syarat akan makna persahabatan dan ketulusan. Sesi foto bersama pun menjadi
sangat membahagiakan.
Suasana di kelas KPI B 2012 |
Selepas les malam di
Latanza, aku dan teman-teman duduk di ruang tengah asrama. Kami membicarakan
soal beberapa agenda asrama selama bulan puasa dan mengenai kebersihan. Teman-teman
serempak menyalahkan aku yang terlihat jarang mengerjakan piket mingguan. Aku membela
diri, aku tidak mengerjakan piket karena terkadang harus masuk pagi. Aku menggantikan
kealpaanku dengan piket di siang atau sore harinya, atau terkadang di esok
kemudian. Ketika aku ingin masuk ke kamar, mereka seketika menyanyikan “Happy
Birthday to you, happy birthday to youuu.” Aaaaaa so
sweet. Mereka jago sekali membuat orang yang sudah agak kesal berubah
terenyuh dalam sekejap. I was extremely
touched, girls. Thanks a lot for this one ^^
Sesi pemberian kue dari Female Dormitory of Latanza yang diwakili Utami |
28 Juni 2014
Aku pergi ke tempat kos
temanku. Di sana ada teman-teman seperjuangan di asrama putri. Mereka yaitu Maria,
Tifa, Kak Wana, Zahra, dan Salma. Kami akrab sejak pertama kali singgah di
asrama putri. Semua tawa canda semasa di sana sering membuatku mengalami virus dormitory-sick. Semester lima nanti, aku
berencana akan bergabung dengan mereka. Maka di sore hari itu, aku pergi ke
tempat kos mereka untuk booking kamar.
Sesampai di sana, aku tak menjumpai siapa-siapa selain Gadis dan Ajeng,
mahasiswi yang juga ngekos di sana. Aku
diminta menunggu, Gadis bilang kalau Maria dan Kak Wana pergi entah ke mana. Tifa
juga tengah di luar, sementara Zahra dan Salma pulang ke rumah masing-masing. Setelah
menunggu sekitar 10 menit, terdengar suara Maria dan Kak Wana dari balik pintu.
Mereka lalu muncul sambil membawa kue dan menyenandungkan “Happy birthday to
you, happy birthday to youuuu.” Allah, aku benar-benar terharu dengan ini
semua. Tak sampai di sini, mereka membelikanku sebuah boneka Teddy Bear pink
lucu yang akhirnya ku beri nama Jeje. Thanks
so much, girls. I almost could not
say anything. Tak lama setelah itu, Tifa hadir dan disusul oleh kedatangan Zia. Zia juga
teman di asrama putri, namun dia ngekos di tempat yang
berbeda. Kebahagiaanku semakin lengkap sudah.
Maria, Aku, Tifa, Kak Wana |
29
Juni 2014
1 Ramadhan benar-benar
di pelupuk mata. Umat Islam di seluruh penjuru dunia berlomba-lomba untuk
menjalankan segala amal ibadah selama bulan suci ini. Termasuk aku, semoga aku
bisa menjadi tuan rumah yang beruntung dan berbahagia akan kedatangan tamu mulia
ini. Sejatinya Ramadhan kali ini sungguh
berbeda, karena tanpa kehadiran bapak di tengah-tengah kami. Meski begitu,
lagi-lagi kami berjuang sekuat hati untuk ikhlas menerima takdir dari Allah. Tak
ada yang perlu ditangisi dan disedihkan secara berlebihan, bapak insya Allah
bahagia dan tenang di sisi Allah. Doa kami akan selalu tercurahkan untukmu, Pak.
Salam rindu dari kami di sini.
The
last, I would like to say a million thanks because of the prayers
and awesome matters. I
am strongly lucky can be a part among you all.
Dengan tulus,
Nuraini Ms
Kalo kamu Juni 2014, kaka punya November 2013 [http://www.azfizderkaizer.com/2013/12/rasa-syukur-dan-kesan-pada-november-2013.html]
BalasHapusBtw itu kok link-nya ngga bisa dibuka deh kak? Oh iya itu blog apa website kak? :o
Hapus